Mahalnya-RESCU di EVEREST

- Jurnalis

Senin, 7 Juli 2025 - 16:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Media-iweilepunews.com

335 Pendaki Meninggal di Gunung Everest, Kenapa Mayatnya Dibiarkan?

Jakarta, CNBC Indonesia – Everest, gunung tertinggi di dunia, adalah destinasi impian para pendaki. Menjulang setinggi 8,848 meters, Everest terletak di perbatasan antara Nepal dan Tibet, China.

Upaya untuk mendaki Gunung Everest memerlukan waktu berbulan-bulan, terkadang bertahun-tahun, untuk latihan. Meskipun sudah berlatih dan menyiapkan diri sekian lama, tak ada jaminan para pendaki bisa mencapai puncak.

Para pendaki seolah harus siap menantang maut dalam perjalanan selama berhari-hari demi mencapai titik tertinggi di bumi. Hingga Desember 2024, lebih dari 335 orang tewas saat berupaya mencapai puncak Gunung Everest. Jumlah ini termasuk mereka yang berhasil mencapai puncak dan mereka yang berupaya untuk turun

Baca Juga :  The Trump Administration's Legacy in World Politics: An Assessment

Menurut laporan, angka kematian akibat pendakian Gunung Everest adalah sekitar 1%. Penyebab kematian yang umum adalah penyakit ketinggian akut, dengan gejala pusing, muntah-muntah, dan sakit kepala. Namun, risiko kematian bergantung pada banyak faktor, termasuk pengalaman pendaki, rute yang ditempuh, dan kondisi cuaca.

Everest telah lama menjadi kuburan bagi para pendaki yang menyerah pada kondisi keras atau mengalami kecelakaan di lerengnya

Ketika rekan sesama pendaki terluka parah atau meninggal di gunung, sudah menjadi hal yang lumrah untuk meninggalkan mereka jika Anda tidak dapat menyelamatkannya, kata Alan Arnette, seorang pelatih pendaki gunung yang mencapai puncak Everest pada tahun 2014, seperti dikutip CNN.

Melihat mayat di Gunung Everest sama saja dengan melihat kecelakaan mobil yang mengerikan, menurut Arnette.

Baca Juga :  Unifying the World Through Soccer: The Global Impact of the World Cup

“Tubuh mereka akan membeku di gunung,” kata Arnette.

Ketika pendaki meninggal di Everest, sulit untuk memulangkan jenazahnya. Menurut laporan Business Insider, mayat pendaki terakhir yang dipulangkan menghabiskan biaya puluhan ribu dolar (dalam beberapa kasus, sekitar US$70.000) atau hingga Rp1 miliar lebih.

Tak cuma biayanya yang sangat mahal, prosesnya juga berbahaya dan bisa berakibat fatal. Dua pendaki asal Nepal tewas saat mencoba mengambil jenazah dari Everest pada tahun 1984.

Laporan BBC menyebut bahwa sebagian besar kematian disebabkan oleh longsor atau terjatuh. Ini juga yang menjadi alasan sulitnya mengambil jenazah dari gunung.

Lantaran alasan inilah, jenazah sering kali dibiarkan tergeletak di gunung.

Sumber, cnbc indonesia/Redaksi-iweilepunews.com.

Berita Terkait

Unifying the World Through Soccer: The Global Impact of the World Cup
The Latest News in R&B Music: A Look at Super Bowl Performances, New Albums, Rising Stars, and Tribute to Aaliyah
Barack Obama: A Legacy of Progress and Change
The Trump Administration’s Legacy in World Politics: An Assessment
China’s Growing Influence in International Politics: Implications for the World Order
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 16:22 WIB

Mahalnya-RESCU di EVEREST

Kamis, 30 Maret 2023 - 20:15 WIB

Unifying the World Through Soccer: The Global Impact of the World Cup

Rabu, 29 Maret 2023 - 05:50 WIB

The Latest News in R&B Music: A Look at Super Bowl Performances, New Albums, Rising Stars, and Tribute to Aaliyah

Rabu, 29 Maret 2023 - 01:48 WIB

Barack Obama: A Legacy of Progress and Change

Selasa, 28 Maret 2023 - 08:24 WIB

The Trump Administration’s Legacy in World Politics: An Assessment

Selasa, 28 Maret 2023 - 08:11 WIB

China’s Growing Influence in International Politics: Implications for the World Order

Berita Terbaru

0-0x0-0-0#

Kabupaten Barito Utara

Barisan pertahanan masyarakat adat Dayak (BATAMAD) pandran raya, berulang tahun ke-2

Minggu, 27 Jul 2025 - 22:37 WIB

Daerah

Perbaikan kuburan,almarhum kakek kami(pembaturan)

Minggu, 27 Jul 2025 - 02:08 WIB

0-0x0-0-0#

Kabupaten Barito Utara

Malam silahtu rahmi kodim-1013-MTW dengan kawan media di Barito Utara

Kamis, 24 Jul 2025 - 20:58 WIB